TINGKAT TERENDAH PENDUDUK SURGA Hadist ke- 199 – 120

Anas meriwayatkan bahwa Nabi bersabda : “Setiap Nabi pernah meminta suatu permintaan, atau beliau bersabda – setiap Nabi mempunyai doa yang telah dikabulkan, sedangkan aku ingin menyimpan doaku sebagai syafaat untuk umatku pada hari kiamat nanti.” (HR. Bukhari dan Muslim, Hadist ke-122)

 Anas berkata, “Muhammad telah bercerita kepada kami, ‘Jika hari kiamat tiba, maka manusia satu sama lain saling bertumpukan. Mereka kemudian mendatangi Adam dan berkata, ‘Tolonglah kami agar mendapat syafaat Rabbmu.’ Namun Adam hanya menjawab, ‘Aku tak berhak untuk itu. Datangilah Ibrahim, sebab dia adalah Khalilurrahman (Kekasih Ar-Rahman).’

Lantas mereka mendatangi Ibrahim, namun sayang Ibrahim berkata, ‘Aku tak berhak untuk itu, coba datanglah Musa sebab dia adalah nabi yang diajak bicara oleh Allah (Kalimullah).’ Mereka pun mendatangi Musa, namun Musa berkata, ‘Saya tidak berhak untuk itu, coba mintalah kepada Isa sebab dia adalah roh Allah dan kalimah-Nya.’ Maka mereka pun mendatangi Isa. Namun Isa juga berkata, ‘Maaf aku tak berhak untuk itu. Cobalah kalian temui Muhammad.’

Mereka pun mendatangiku sehingga aku berkata, ‘Aku kemudian meminta izin Rabbku dan aku diizinkan. Allah mengilhamiku dengan pujian-pujian yang aku pergunakan untuk memanjatkan pujian terhadap-Nya, yang jika puji-pujian itu menghadirkanku sekarang, aku tidak melafalkan puji-pujian itu. Aku lalu tersungkur sujud kepada-Nya, lantas Allah berfirman ‘Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Katakanlah, engkau akan didengar. Mintalah engkau akan diberi. Mintalah keringanan, engkau akan diberi keringanan.’

Maka aku menghiba ‘Wahai Rabbku, umatku-umatku.’ Allah menjawab, ‘Berangkat dan keluarkanlah dari neraka siapa saja yang dalam hatinya masih terdapat sebiji gandum keimanan.’ Maka aku mendatangi mereka hingga aku pun memberi syafaat. Kemudian aku kembali memuji Rabbku dan aku memanjatkan puji-pujian tersebut, kemudian aku tersungkur sujud kepada-Nya. Lantas ada suara, ‘Hai Muhammad, angkatlah kepalamu. Katakanlah, engkau akan didengar. Mintalah, engkau akan diberi. Dan mintalah syafaat, engkau akan diberi syafaat.’ Maka aku berkata, ‘Umatku, Umatku.’ Maka Allah berfirman, ‘Pergi dan keluarkanlah siapa saja yang dalam hatinya masih ada sebiji sawi keimanan.’

Maka, aku pun pergi dan mengeluarkannya. Kemudian aku kembali memanjatkan puji-pujian itu dan tersungkur sujud kepada-Nya. Lantas Allah kembali berkata, ‘Hai Muhammad, angkatlah kepalamu. Katakanlah, engkau akan didengar. Mintalah, engkau akan diberi. Dan mintalah syafaat, engkau akan diberi syafaat.’ Maka aku berkata, ‘Wahai Rabbku, umatku, umatku.’ Maka Allah berfirman, ‘Berangkat dan keluarkanlah siapa saja yang dalam hatinya masih ada iman meskipun jauh lebih kecil daripada sebiji sawi.’ Maka aku pun berangkat dan mengeluarkan mereka dari neraka.”

Tatkala kami pulang dari tempat Anas, aku katakan kepada sebagian sahabat kami, “Duhai, sekiranya saja kita melewati Al-Hasan (yang sedang menyepi di rumah Abu Khalifah).” Lantas kami menceritakan kepada Al-Hasan tentang apa yang telah diceritakan Anas Bin Malik kepada kami. Selanjutnya kami pun menemuinya dan mengucapkan salam. Ia mengizinkan dan kami katakan “Wahai Abu Sa’id, kami datang menemuimu setelah kami kembali dari saudaramu, Anas Bin Malik. Belum pernah kami dengar sebagaimana yang ia ceritakan kepada kami tentang syafaat.” Lantas ia berkata, “Hei.”

Maka hadist tersebut kemudian kami ceritakan kepadanya (Al-Hasan), dan berhenti sampai pada akhir kisah seperti yang kami ketahui. Namun tiba-tiba ia berkata, “Hei….!” hanya sampai situ?” kami jawab, “Dia tidak menambahkan apapun lagi.” Lantas ia berkata, “Sungguh dia pernah menceritakan kepadaku hadist itu (secara sempurna) kepadaku dua puluh tahun yang lalu. Aku tidak tahu apakah dia lupa atau tidak suka jika kalian kemudian pasrah.” Kami lalu berkata, “Wahai Abu Sa’id, tolong ceritakan kepada kami.”

Al-Hasan kemudian tertawa seraya berkata, ‘Sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan tergesa-gesa. Saya tidak menyebutnya selain saya akan menceritakannya kepada kalian. Anas telah menceritakan kepadaku sebagaimana dia ceritakan kepada kalian. Nabi berkata, ‘Kemudian aku kembali untuk keempat kalinya dan aku memanjatkan dengan puji-pujian itu kemudian aku tersungkur sujud dan diserukan, ‘Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Ucapkan, engkau didengar. Mintalah, engkau diberi. Dan mintalah syafaat, engkau akan diberi syafaat.’ Maka aku berkata, ‘Wahai Tuhanku, izinkanlah bagiku untuk orang-orang yang mengucapkan la ilaha illallah.’ Maka Allah menjawab, ‘Demi kemulian, keagungan, dan kebesaran-Ku, sungguh akan aku keluarkan siapa saja yang mengucapkan la ilaha illallah.’” (HR. Bukhari dan Muslim : 119).

Abu Hurairah mengisahkan bahwa Rasulullah diberi sepotong daging. Maka beliau pun mengangkat lengannya dan beliau menyukai daging itu hingga beliau menggigitnya. Setelah itu beliau bersabda, “Aku pemimpin manusia pada hari kiamat, tahukah kalian kenapa? Allah akan mengumpulkan semua manusia dari yang pertama hingga yang akhir dalam satu tanah lapang. Seorang penyeru akan menyeru mereka, pandangan menembus mereka dan matahari mendekat. Duka dan kesusahan manusia sampai pada batas yang tidak mampu mereka pikul. Orang-orang saling berkata satu sama lain, ‘Apa kalian tidak melihat yang telah menimpa kalian, apakah kalian tidak melihat siapa yang memberi kalian syafaat kepada Rabb kalian.’

Orang-orang saling berkata satu sama lain, ‘Hendaklah kalian menemui Adam.’ Mereka lantas menemui Adam seraya berkata, ‘Engkau adalah bapak seluruh manusia. Allah menciptakanmu dengan tangan-Nya. Meniupkan Ruh-Nya padamu, dan memerintahkan para malaikat bersujud padamu. Berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami?’ Adam berkata kepada mereka, ‘Rabb ku saat ini benar-benar marah. Dia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan seperti itu sesudahnya. Dulu Dia melarangku mendekati pohon tapi aku durhaka. Oh diriku, oh diriku, oh diriku. Pergilah pada selainku, pergilah ke Nuh.’

Mereka mendatangi Nuh lalu berkata, ‘Hai Nuh, engkau adalah Rasul pertama untuk penduduk bumi. Allah menyebutmu sebagai hamba yang sangat bersyukur. Berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat apa yang menimpa kami?’ Nuh berkata kepada mereka, ‘Rabbku saat ini benar-benar marah. Dia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya. Dulu aku pernah berdoa keburukan untuk kaumku. Oh diriku, oh diriku, oh diriku. Pergilah kepada selainku. Pergilah ke Ibrahim.’

Mereka mendatangi Ibrahim lalu berkata, ‘Wahai Ibrahim, engkau Nabi Allah dan kekasih-Nya dari penduduk bumi. Berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami?’ Ibrahim berkata kepada mereka, ‘Rabbku saat ini benar-benar marah. Dia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya. Dulu aku pernah berdusta tiga kali – Abu Hayyan menyebut ketiganya dalam hadist ini. Oh diriku, diriku, diriku. Pergilah kepada selainku, pergilah ke Musa.’

Mereka menemui Musa lalu berkata, ‘Wahai Musa, engkau utusan Allah. Allah melebihkanmu dengan risalah dan kalam-Nya atas seluruh manusia. Berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami?’ Musa berkata kepada mereka, ‘Rabbku saat ini benar-benar marah. Dia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya. Dulu aku pernah membunuh jiwa padahal aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Oh diriku, diriku, diriku. Pergilah kepada selainku, pergilah ke Isa.’

Mereka mendatangi Isa lalu berkata, ‘Hai Isa, engkau adalah utusan Allah. Kalimat-Nya yang disampaikan ke Maryam, ruh dari-Nya, engkau berbicara pada manusia saat masih berada dalam buaian. Berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak melihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami?’ Isa berkata kepada mereka, ‘Rabbku saat ini benar-benar marah. Dia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya (namun ia tidak menyebut dosanya). Oh diriku, diriku, diriku. Pergilah keselainku, pergilah ke Muhammad.’

Mereka mendatangi Muhammad lalu berkata, ‘Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah, penutup para Nabi, dosa mu yang telah lalu dan yang kemudian telah diampuni. Berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami?’ Lalu aku pergi hingga dibawah ‘Arsy. Aku tersungkur sujud pada Rabbku lalu Allah memulai dengan pujian dan sanjungan untukku yang belum pernah disampaikan pada seorang pun sebelumku. Kemudian dikatakan, ‘Hai Muhammad, angkatlah kepalamu. Mintalah, pasti kau diberi. Berilah syafaat, niscaya kau diizinkan untuk memberi syafaat.’

Maka aku mengangkat kepala ku, Aku berkata, ‘Wahai Rabb, umatku. Wahai Rabb, umatku.’ Dia berfirman, ‘Hai Muhammad, masukan orang yang tidak dihisab dari umatmu melalui pintu-pintu surga sebelah kanan dan mereka adalah sekutu semua manusia selain pintu-pintu itu.’

Setelah itu beliau bersabda, “Demi Zat yang Jiwaku berada ditangan-Nya, jarak antara daun pintu-pintu surga seperti jarak antara Mekah dan Himyar atau seperti jarak Mekah dan Bashrah.” (HR. Bukhari dan Muslim : 120)

 

Dikutip dalam buku Al-Lu’lu Wal Marjan, Mutiara Hadist Sahih Bukhari dan Muslim. Tingkat Terendah Penduduk Surga Hadist ke- 199 – 120.

 

 

-Riana Ratno Juwita-

Tinggalkan komentar